Gajah Mada
Perdana Menteri Majapahit / From Wikipedia, the free encyclopedia
Gajah Mada (lahir c. 1290 – wafat c. 1364), dikenal juga dengan nama lain Jirnnodhara[3] adalah seorang panglima perang dan Mahapatih (Perdana menteri) yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit.[4][5][6] Menurut berbagai sumber puisi, kitab, dan prasasti dari zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun 1313, dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya sebagai Patih.[4] Dia diangkat menjadi patih (perdana menteri) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi dan karirnya berlanjut hingga masa kekuasaan Hayam Wuruk yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.[7]Beliau diketahui menganut keyakinan Syiwa-Budha.
Gajah Mada | |
---|---|
Patih Majapahit | |
Masa jabatan c. 1334[1] – c. 1364 | |
Penguasa monarki | Tribhuwana Wijayatunggadewi Hayam Wuruk |
Pendahulu Arya Tadah Pengganti Gajah Enggon | |
Patih Daha | |
Masa jabatan 1321 – 1334 | |
Penguasa monarki | Jayanegara
Tribhuwana Wijayatunggadewi |
Patih Kahuripan | |
Masa jabatan 1319 – 1321 | |
Penguasa monarki | Jayanegara |
Informasi pribadi | |
Lahir | Sekitar 1290-an |
Meninggal | 1364 Majapahit |
Kebangsaan | Majapahit |
Agama | Syaiwa[2] atau Siwa-Buddha[Catatan 1] |
Karier militer | |
Pihak | Majapahit |
Pertempuran/perang | Pemberontakan Ra Kuti Pemberontakan Keta dan Sadeng Perang Bedahulu Perang Bubat Padompo[Catatan 2] |
Sunting kotak info • L • B | |
Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam Pararaton.[8] Ia menyatakan tidak akan istirahat atau menikmati kesenangan sebelum berhasil menyatukan Nusantara.[9]:363-364 Meskipun ia adalah salah satu tokoh sentral saat itu, sangat sedikit catatan-catatan sejarah yang ditemukan mengenai dirinya. Wajah sesungguhnya dari tokoh Gajah Mada, saat ini masih kontroversial.[10] Banyak masyarakat Indonesia masa sekarang yang menganggapnya sebagai pahlawan dan simbol nasionalisme Indonesia[11] dan persatuan Nusantara.[12]