Joseon
kerajaan Korea yang berdiri dari tahun 1392 hingga 1897 / From Wikipedia, the free encyclopedia
Kerajaan Joseon (Hangul: 대조선국; Hanja: 大朝鮮國, "Negara Joseon yang Agung"; juga Chosŏn, Choson, Chosun) merupakan sebuah kerajaan yang didirikan oleh Taejo yang berlangsung selama kurang lebih lima abad, dari bulan Juli 1392 sampai Oktober 1897. Secara resmi diganti namanya menjadi Kekaisaran Korea Raya pada bulan Oktober 1897.[1] Didirikan setelah runtuhnya dinasti Goryeo yang beribu kota di Kaesong. Setelah mendirikan dinasti baru, Yi Seong-gye memindahkan ibu kota kerajaannya yang semula di Kaesong, bergeser agak ke selatan di wilayah Hanseong, yang sekarang disebut Seoul. Perbatasan utara kerajaan diperluas ke batas-batas alam di Yalu dan Sungai Tumen melalui penaklukkan dari suku Jurchen. Joseon merupakan dinasti terakhir Korea dan merupakan dinasti Konfusianisme yang berumur terpanjang.
Kerajaan Joseon 대조선국 (大朝鮮國) 조선왕조 (朝鮮王朝) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1392–1897 | |||||||||
Teritori Joseon setelah penaklukkan Jurchen oleh Raja Sejong | |||||||||
Status | Negara upeti Protektorat Qing (1882-1895) | ||||||||
Ibu kota | Hanyang | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Korea | ||||||||
Agama | Neo-Konfusianisme | ||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||
Taewang (Raja) | |||||||||
• 1392 - 1398 | Taejo (pertama) | ||||||||
• 1863 - 1897 | Gojong (terakhir)1 | ||||||||
Yeong-uijeong | |||||||||
• 1431 - 1449 | Hwang Hui | ||||||||
• 1466 - 1472 | Han Myeonghoe | ||||||||
• 1592 - 1598 | Ryu Seongryong | ||||||||
• 1894 | Kim Hongjip | ||||||||
Era Sejarah | Kerajaan | ||||||||
• Pemberontakan 1388 | 20 Mei 1388 | ||||||||
• Penobatan Taejo | 1392 1392 | ||||||||
9 Oktober 1446 | |||||||||
1592 - 1598 | |||||||||
• Serangan Manchu | 1636 - 1637 | ||||||||
27 Februari 1876 | |||||||||
• Perubahan jadi kekaisaran | 12 Oktober 1897 | ||||||||
| |||||||||
1Menjadi Kekaisaran Korea tahun 1897 | |||||||||
Selama masa pemerintahannya, Joseon mendukung cita-cita dan doktrin Konfusianisme Tiongkok di dalam masyarakat Korea. Neo-Konfusianisme dipasang sebagai ideologi negara dinasti yang baru. Buddhisme direndahkan dan kadang-kadang menghadapi penganiayaan oleh dinasti Joseon. Joseon juga menguatkan aturan yang efektif atas wilayah Korea dan menjadi saksi peningkatan budaya klasik Korea, perdagangan, ilmu pengetahuan, sastra, dan teknologi. Namun dinasti ini sangat lemah selama akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17, ketika Invasi Jepang ke Korea (1592-1598) dan serangan pertama dan kedua Manchu tahun 1636 yang hampir menyerbu Semenanjung Korea, yang mengarah ke kebijakan isolasionis yang semakin keras yang menjadikan negaranya dikenal sebagai "Kerajaan Pertapa". Setelah serangan-serangan dari Manchuria berakhir, Joseon mengalami periode damai hampir 200 tahun lamanya.
Namun kekuatan apapun yang memulihkan kerajaan selama isolasi, berkurang menjelang abad ke-18 dan berhadapan dengan perselisihan internal, perebutan kekuasaan, tekanan internasional dan pemberontakan-pemberontakan, dinasti Joseon menurun drastis pada akhir abad ke-19.
Periode Joseon meninggalkan warisan besar kepada Korea modern; banyak Kebudayaan Korea modern, etiket, norma, dan sikap masyarakat terhadap isu-isu saat ini, dan bahasa Korea modern dan dialek-dialeknya yang berasal dari budaya dan tradisi Joseon.