Pankreatitis
From Wikipedia, the free encyclopedia
Pankreatitis adalah radang pada kelenjar pankreas yang terjadi dengan dua bentuk yang sangat berbeda yaitu akut dan kronis.[1] Pankreas adalah organ besar di belakang perut yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan sejumlah hormon.[1] Gejala-gejalanya adalah sakit perut, mual dan muntah.[1] Rasa sakitnya sering kali terasa hingga ke belakang dan sangat menyakitkan.[1] Dalam kasus pankreatitis akut, demam juga bisa terjadi dan gejalanya biasanya hilang dalam beberapa hari.[1] Dalam kasus pankreatitis kronis, kelebihan lemak tinja dan diare juga bisa terjadi.[1] Komplikasi yang dapat muncul adalah infeksi, pendarahan, diabetes melitus atau permasalahan organ lainnya.[1]
Pankreatitis | |
---|---|
Pankreas dan organ-organ di sekitarnya | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Gastroenterologi, operasi umum |
Penyebab | Batu empedu, konsumsi alkohol dalam jumlah besar, trauma langsung, obat-obatan tertentu, beguk[1] |
Faktor risiko | Merokok[2][3] |
Aspek klinis | |
Gejala dan tanda | Sakit perut, mual, muntah, demam, kelebihan lemak tinja |
Komplikasi | Infeksi, pendarahan, diabates melitus[1] |
Durasi | Jangka pendek atau panjang[1] |
Diagnosis | Amilase atau lipase darah[1] |
Distribusi dan frekuensi | |
Prevalensi | 8.9 juta (2015)[4] |
Kematian | 132.700 (2015)[5] |
Penyebab pankreatitis akut yang paling umum adalah batu empedu dan konsumsi alkohol dalam jumlah yang besar.[1] Penyebab lainnya adalah trauma, obat-obatan tertentu, infeksi dan tumor.[1] Pankreatitis kronis dapat terjadi akibat pankreatitis akut.[1] Penyebab pankreatitis kronis yang paling umum adalah konsumsi alkohol dalam jumlah besar selama bertahun-tahun.[1] Penyebab lainnya adalah tingkat lemak darah dan kalsium darah yang tinggi, beberapa obat-obatan, dan penyakit genetik tertentu, seperti fibrosis sistik.[1] Merokok dapat meningkatkan risiko pankreatitis akut dan kronis.[2][3] Diagnosis pankreatitis akut didasarkan pada peningkatan amilase atau lipase di dalam darah sebanyak tiga kali lipat.[1] Dalam kasus pankreatitis kronis, hasil tes amilase atau lipase mungkin akan tampak normal.[1] Ultrasound dan CT scan juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini.[1]
Pankreatitis akut biasanya ditangani dengan memberikan cairan intravena, pengurang rasa sakit dan kadang-kadang juga diberi antibiotik.[1] Biasanya pasien tidak boleh makan atau minum dan tabung dimasukkan ke dalam perut.[1] Prosedur endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) dapat dilakukan untuk membuka saluran pankreas yang terhambat.[1] Untuk pasien yang memiliki batu empedu, kantung empedunya juga dapat dikeluarkan.[1] Untuk jangka panjang diperlukan perubahan gaya makan dan penggantian enzim pankreatik.[1] Kadang-kadang operasi tambahan diperlukan untuk mengeluarkan salah satu bagian dari pankreas.[1]
Pada tahun 2015, terdapat 8,9 juta kasus pankreatitis di seluruh dunia[4] yang mengakibatkan 132.700 kematian, sementara pada tahun 1990 jumlahnya hanya 83.000.[5][6] Pankreatitis akut dapat terjadi dalam 30 dari 100.000 orang setiap tahunnya.[2] Kasus pankreatitis kronis yang baru dapat muncul dalam 8 dari 100.000 orang setiap tahunnya dan saat ini menyerang 50 dari 100.000 orang di Amerika Serikat.[7] Penyakit ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.[1] Seringkali pankreatitis kronis mulai muncul pada umur 30 hingga 40, sementara penyakit ini jarang terjadi pada anak-anak.[1]
Pankreatitis akut pertama kali dideskripsikan dalam proses otopsi pada tahun 1882, sementara pankreatitis kronis pertama kali dideskripsikan pada tahun 1946.[7]