Penopang (heraldik)
makhluk atau benda yang lazim ditampilkan pada kedua sisi perisai dan tampak sedang menopangnya / From Wikipedia, the free encyclopedia
Penopang dalam heraldik adalah gambar makhluk atau benda yang lazimnya ditampilkan pada kedua sisi perisai sehingga tampak seakan-akan sedang menopang perisai.
Bentuk-bentuk penopang tertua didapati pada cap dan meterai peninggalan Abad Pertengahan. Meskipun demikian, tidak seperti mahkota ningrat, ketopong, dan jambul, penopang bukanlah bagian dari heraldik pada Awal Abad Pertengahan. Sebagai bagian dari kelengkapan lambang kebesaran, penopang pertama kali lazim digunakan menjelang akhir abad ke-15, tetapi bahkan pada abad ke-17 sekalipun penopang belum menjadi salah satu unsur kelengkapan lambang kebesaran yang dianggap perlu untuk ditampilkan. Sebagai contoh, penopang tidak ditampilkan dalam Siebmachers Wappenbuch (Armorial Siebmachers) tahun 1605.
Gambar penopang dapat diambil dari sosok satwa khayali, manusia, dan sesekali tumbuh-tumbuhan atau benda mati, misalnya gambar pilar-pilar Herkules pada lambang negara Spanyol. Sebagaimana unsur-unsur heraldik lainnya, penopang sering kali memiliki signifikansi yang bersifat lokal, misalnya gambar nelayan dan penambang timah yang dianugerahkan kepada Dewan County Cornwall, atau memiliki keterkaitan sejarah, misalnya gambar singa dari Inggris dan gambar unikorn dari Skotlandia dalam dua variasi lambang kebesaran Kerajaan Inggris Raya. Lambang kebesaran ahli gizi, John Boyd-Orr, menampilkan gambar dua berkas gandum sebagai penopang, lambang kebesaran USS Donald Cook menampilkan gambar sepasang peluru kendali sebagai penopang, dan lambang kebesaran negara bagian Rio Grande do Norte di Brazil menampilkan gambar dua batang pohon sebagai penopang.[1] Huruf-huruf alfabet digunakan sebagai penopang dalam lambang kebesaran kota Valencia di Spanyol. Gambar manusia sebagai penopang dapat pula berwujud sosok-sosok yang melambangkan gagasan tertentu, atau yang lebih jarang lagi, berwujud orang-orang yang diberi nama tertentu.[2]
Lazimnya lambang kebesaran menampilkan gambar sepasang penopang mengapit perisai, tetapi ada pula penopang tunggal yang ditampilkan di belakang perisai, misalnya burung Garuda pada lambang negara Indonesia dan burung Rajawali Kekaisaran pada lambang kebesaran Kekaisaran Romawi Suci. Lambang kebesaran Republik Kongo menampilkan gambar penopang yang sangat tidak lazim, yakni sepasang penopang di belakang perisai.[3] Lazimnya penopang tunggal berwujud burung elang atau rajawali[4] berkepala satu atau dua, tetapi ada pula penopang tunggal dalam wujud lain, misalnya gambar cathedra pada lambang-lambang kebesaran sejumlah katedral di Kanada.[5] Contoh penopang yang jauh lebih tidak lazim, bahkan lebih langka lagi, adalah gambar tiga penopang pada lambang kebesaran Kepala Perkauman Dundas di Skotlandia, yakni dua ekor singa merah pada kedua sisi perisai dan seekor salamander menopang keseluruhan lambang kebesaran. Lambang kebesaran Islandia bahkan menampilkan empat penopang.[6]
Konteks pemasangan gambar penopang dapat saja berbeda-beda, meskipun hak untuk memasangnya diperoleh sebagai semacam tanda kehormatan tambahan karena diterima menjadi anggota tarekat kesatria atau karena ditetapkan oleh jawatan heraldik, misalnya gambar penopang dalam tatanan heraldik Inggris tradisional.