Kaca timbal
From Wikipedia, the free encyclopedia
Kaca timbal, atau yang biasa disebut "kristal", adalah sejenis kaca yang mengandung unsur timbal sebagai pengganti unsur kalsium yang terdapat pada kaca kalium pada umumnya.[1] Kaca timbal mengandung timbal(II) oksida (PbO) sekitar 18-40% jika dihitung berdasarkan beratnya, sementara kristal timbal modern, dulunya disebut "kaca rijang" karena kandungan silikanya, mengandung 20% PbO.[2] Kaca timbal dinilai lebih menarik sebagai hiasan.[3]
Pada awalnya ditemukan oleh George Ravenscroft pada 1674, sebuah teknik penambahan timbal oksida (sebanyak 10-30%) mempercantik tampilan sebuah kaca sekaligus membuatnya mudah dibentuk dalam panas menggunakan bahan bakar batubara laut. Pun, teknik tersebut memperlambat proses pengerasan kaca sehingga mempermudah proses 'pengukiran'.
Sementara itu kata kristal timbal, bukan kata yang tepat menggambarkan kaca timbal, karena sebagaimana sebuah padatan amorf, kaca tidak mempunyai komposisi seperti struktur kristal. Tetapi penggunaan kata tersebut tetap populer dengan alasan bisnis dan nilai sejarah.
Pada awalnya, gelas berbahan kaca timbal sering digunakan untuk menyimpan minuman untuk diminum, tetapi karena timbal mempunyai risiko besar bagi tubuh manusia, maka gelas tersebut jarang dipakai lagi. Alternatifnya adalah kaca kristal, yang mana kandungan barium oksida, seng oksida, atau potasium oksida menggantikan unsur timbal. Kaca bebas timbal pun mempunyai indeks refraksi sama seperti kaca timbal, dan berbobot lebih ringan bila dibandingkan dengan kaca timbal.[4]
Di Uni Eropa, pelabelan produk "kristal" di bawah regulasi Petunjuk Dewan 69/493/EEC, yang menjabarkan empat kategori, tergantung dari susunan kimia dan properti bahan. Hanya produk kaca yang memiliki kadar timbal oksida di atas 24% yang layak menyandang label "kaca timbal". Jika kadar timbal oksida kurang dari 24% atau menggunakan besi oksida lain selain timbal maka harus dilabeli "kristalin" atau "kaca kristal".[5]