Kontroversi fundamentalis-modernis
From Wikipedia, the free encyclopedia
Kontroversi fundamentalis–modernis adalah sebuah skisma yang berawal dari tahun 1920an dan 1930an di dalam Gereja Presbiterian di Amerika Serikat. Hal yang menjadi isu adalah perdebatan dasar mengenai peran Kekristenan; otoritas Alkitab; dan kematian, kebangkitan, dan pengorbanan Yesus Kristus yang menyelamatkan.[1] Dua faksi luas muncul dalam Protestanisme: kaum fundamentalis, yang bersikeras pada validitas yang melampaui waktu setiap doktrin dari ortodoksi Kristen; dan kaum modernis, yang mendukung sebuah adaptasi yang sadar dari iman Kristen sebagai tanggapan terhadap penemuan ilmu pengetahuan yang baru dan tekanan moral dari zaman. Awalnya, skisma ini terbatas pada gereja-gereja Reformed dan berpusat di sekitar Seminari Teologi Princeton, yang anggota fakultas fundamentalisnya mendirikan Seminari Teologi Westminster ketika Princeton bergerak ke arah yang liberal. Namun, kontroversi ini kemudian menyebar, berdampak pada hampir setiap denominasi gereja Protestan di Amerika Serikat. Denominasi-denominasi yang awalnya tidak terdampak, seperti gereja-gereja Lutheran, pada akhirnya terlibat dalam kontroversi, menyebabkan sebuah skisma di Amerika Serikat.
Pada akhir 1930an, pendukung teologi liberal telah, pada waktu itu, secara efektif memenangkan perdebatan,[2] dengan kaum modernis menguasai semua seminari, penerbit, san hierarki denominasi gereja Protestan garis utama di Amerika Serikat.[3] Semakin banyak orang-orang Kristen konservatif menarik diri dari penerbit arus utama, mendirikan penerbit mereka sendiri (seperti Zondervan), universitas mereka sendiri (seperti Universitas Biola), dan seminari mereka sendiri (seperti Seminari Teologi Dallas dan Seminari Teologi Fuller).[3] Keadaan peristiwa akan terus seperti ini hingga pada tahun 1970an, ketika Protestanisme konservatif muncul dalam skala yang lebih besar di Amerika Serikat, menyebabkan bangkitnya konservatisme di antara gereja-gereja Baptis Selatan, Presbiterian, dan lainnya.