Krisis Teluk Persia 2019–2020
ketegangan militer antara Amerika Serikat dan Iran / From Wikipedia, the free encyclopedia
Krisis Teluk Persia 2019-2021 adalah eskalasi ketegangan militer antara Iran dan Amerika Serikat menuju titik kemungkinan perang menyusul penggelaran aset militer ke Teluk Persia oleh Presiden Donald Trump karena intelijen mengindikasikan adanya kampanye yang direncanakan oleh Iran dan sekutunya melawan pasukan dan kepentingan AS di Teluk Persia dan Irak. Krisis ini mengikuti peningkatan ketegangan politik antara kedua negara selama masa jabatan Donald Trump, yang termasuk penarikan Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir, pengenaan sanksi baru terhadap Iran, dan penyebutan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) sebagai organisasi teroris. Sebagai tanggapan, Iran menyebut Komando Pusat Amerika Serikat sebagai organisasi teroris.
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Beberapa waktu setelah pengerahan ini, beberapa kapal dagang di Teluk Persia rusak dalam dua insiden pada bulan Mei dan Juni 2019. Negara-negara Barat menyalahkan Iran, sementara Iran menyangkal keterlibatan. Pada Juni 2019, Iran menembak jatuh pesawat pengintai RQ-4A Amerika, hampir mengakibatkan konfrontasi bersenjata. Pada bulan yang sama, sebuah kapal tanker minyak Iran ditangkap oleh Inggris di Selat Gibraltar dengan alasan bahwa kapal itu mengirimkan minyak ke Suriah yang melanggar sanksi Uni Eropa. Iran kemudian menangkap sebuah kapal tanker minyak Inggris dan para awaknya di Teluk Persia, Inggris merespons dengan bergabung dengan pasukan AS di teluk.[26][27][28] Baik Iran dan Inggris kemudian melepas kapal yang ditangkapnya.[29][30][31][32][33][34]
Amerika Serikat menciptakan Konstruksi Keamanan Maritim Internasional (IMSC) sebagai tanggapan terhadap krisis, yang "meningkatkan pengawasan dan keamanan keseluruhan di jalur air utama di Timur Tengah", menurut keterangan Wakil Menteri Pertahanan Michael Mulroy.[35]