Penaklukan Aljazair oleh Prancis
From Wikipedia, the free encyclopedia
Penaklukan Aljazair oleh Prancis berlangsung dari tahun 1830 dan 1847. Pada tahun 1827, perselisihan antara penguasa Aljazair Utsmaniyah Hussein Dey dengan konsul Prancis memanas dan Prancis merebut Aljir pada tahun 1830. Prancis kemudian merebut kota-kota pesisir lainnya. Meskipun terjadi percekcokan internal di Prancis, mereka memutuskan untuk mempertahankan wilayah yang telah ditaklukan dan pasukan tambahan dikirim untuk memadamkan perlawanan di wilayah pedalaman.
Penaklukan Aljazair oleh Prancis | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
La prise de Constantine karya Horace Vernet | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Kerajaan Prancis |
Kerajaan Ait Abbas Kel Ahaggar | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Bertrand Clausel |
Hussein Dey | ||||||
Kekuatan | |||||||
Pasukan invasi: 34.000 pasukan 83 senapan 100 kapal perang, termasuk 11 ships-of-the-line 572 kapal pedagang yang disewa[3] Pada akhirnya: 160.000 pasukan[4] | 300.000 | ||||||
Korban | |||||||
150.000-200.000 korban militer[5][6][7][8][9] Lebih dari 480.000 tewas (warga dan pasukan)[10] | Tidak diketahui[11][12][13][14] |
Pasukan perlawanan Aljazair terbagi menjadi pasukan yang dipimpin oleh Ahmed Bey di Constantine dan di timur dan pasukan nasionalis di Kabylie dan di barat. Setelah Prancis menandatangani perjanjian dengan kaum nasionalis yang dipimpin oleh `Abd al-Qādir, mereka dapat mencurahkan seluruh tenaganya untuk menghilangkan ancaman Utsmaniyah dengan merebut Constantine pada tahun 1837. Al-Qādir meneruskan perlawanannya yang sengit di barat. Meskipun serangan besar-besaran Prancis memaksanya untuk mengungsi ke Maroko pada tahun 1842, ia melanjutkan perang gerilya hingga tekanan diplomatik Prancis berhasil memaksa Maroko mengakui kekalahannya dalam Perang Prancis-Maroko Pertama. Al-Qādir lalu menyerah kepada Prancis pada tahun 1847.