STS-107
From Wikipedia, the free encyclopedia
STS-107 adalah penerbangan ke-113 pada program Pesawat Ulang Alik dan penerbangan ke-28 sekaligus terakhir bagi Pesawat Ulang Alik Columbia. Misi tersebut diluncurkan dari Kennedy Space Center, Florida pada 16 Januari 2003 dan melakukan berbagai eksperimen sains di orbit selama 15 hari, 22 jam, 20 menit, 32 detik.[1]
Jenis misi | Penelitian di kondisi mikrogravitasi |
---|---|
Operator | NASA |
COSPAR ID | 2003-003A |
SATCAT no. | 27647 |
Durasi misi | 15 hari, 22 jam, 20 menit, 32 detik |
Jarak tempuh | 6.600.000 mil (10.600.000 km) |
Frekuensi orbit | 255 |
Properti wahana | |
Wahana antariksa | Pesawat Ulang Alik Columbia |
Massa luncur | 263,706 pon (119,615 kg) |
Massa mendarat | 232,793 pon (105,593 kg) (perkiraan) |
Massa muatan | 32,084 pon (14,553 kg) |
Awak | |
Jumlah awak | 7 |
Awak | |
Awal misi | |
Tanggal luncur | 16 Januari 2003 15:39:00 (16 Januari 2003 15:39:00) UTC |
Tempat peluncuran | Kennedy LC-39A |
Akhir Misi | |
Tanggal lepas dari orbit | 1 Februari 2003, 13:59:32 UTC Mengalami disintegrasi saat proses penetrasi atmosfer |
Tempat pendaratan | Kennedy SLF Runway 33 (rencana awal) |
Parameter orbit | |
Sistem rujukan | Geosentris |
Sistem orbit | Orbit rendah |
Ketinggian perigee | 170 mil (270 km) |
Ketinggian apoogee | 177 mil (285 km) |
Inklinasi | 39.0 derajat |
Periode | 90.1 menit |
Baris belakang (kiri ke kanan): David Brown, Laurel Clark, Michael Anderson, Ilan Ramon; Depan (kiri ke kanan): Rick Husband, Kalpana Chawla, William McCool ā STS-113 |
Kecelakaan yang terjadi saat proses penetrasi atmosfer pada 1 Februari menewaskan seluruh awak dan menghancurkan Columbia. Segera setelah kecelakaan tersebut, NASA membentuk Badan Investigasi Kecelakaan Columbia untuk menyelidiki penyebab disintegrasi. Setelah melalui proses penyelidikan, ditemukan bahwa penyebab dari kecelakaan tersebut ialah sepotong busa yang terlepas saat peluncuran dan merusak sistem perlindungan termal (panel karbon-karbon yang diperkuat dan ubin pelindung termal) di tepi depan sayap kiri pengorbit. Selama penetrasi atmosfer, sayap yang rusak perlahan-lahan memanas dan hancur hingga akhirnya menyebabkan hilangnya kontrol dan disintegrasi kendaraan. Bingkai jendela kokpit yang tersisa sekarang dipamerkan dalam sebuah memorial di dalam Space Shuttle Atlantis Pavilion di Kennedy Space Center, Florida.
Kerusakan pada sistem perlindungan termal sayap juga sempat dialami oleh Atlantis pada tahun 1988 selama misi STS-27, misi kedua setelah musibah Challenger. Meskipun demikian, misi itu selamat saat proses penetrasi atmosfer karena busa menabrak bagian yang memiliki logam lebih kuat.